Laman

Kamis, 29 Desember 2011

KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM

 ISLAM BUKAN AGAMA TEROR !!!!! 


SALING MENGHARGAI AGAMA LAIN.
 Suatu kehormatan bagi saya bisa berbagi dengan anda beberapa pemikiran saya pada subyek yang sangat tepat yaitu Apa pesan dari Islam, Agama damai yang banyak disalahpahami oleh orang-orang pada masa-masa sekarang.
Fakta bahwa tetap membangun perdamaianadalah salah satu dari keinginan manusia yang paling bergejolak pada saat ini. Tetapi sayangnya hal ini tidak terlihat dimanapun. Banyak terjadi peperangan di berbagai tempat. Begitu juga begitu banyak permasalah dan krisis yang serius yang dihadapai umat manusia, dan semua orang begitu mendambakan jalan menuju kedamaian abadi sehingga mereka dapat menikmati kehidupan mereka di dunia ini dan juga ketika mereka kembali kepada Sang Pencipta.

Islam menyajikan perdamaian nyata bagi seluruh umat manusia, Kami tidak mengklaim bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang menyajikan kedamaian, kami juga tidak mengklaim Islam  memonopoli suatu kebenaran. Kami mengakui bahwa semua agama yang benar diajarkan dan dikirim oleh Allah taala, mereka membawa pesan perdamaian karena mereka semua bersal dari satu pencipta yang sama yang merupakan sumber kedamaian sepanjang masa. Tetapi Islam sangat dibedakan karena nama Islam secara harfiah berarti damai. Hal itu menyajikan pesan perdamaian dengan kejelasan yang penuh dan kebijaksanaan yang mendalam. Islamberarti penyerahan diri kepada kehendak dan perintah Allah dan karena mengikuti ajaran-ajarannya, orang dapat menikmati ketenangan setiap saat.
Sayangnya pada saat ini Islam sedang disamakan sebagai agama teror, agama penumpahan darah, dan sebagian orang – sebagian besar diantaranya – benar-benar menganggap Islam sebagai agama yang mengajarkan kebencian antara satu sama lain, dan antar negara dengan negara lain. Faktanya adalah bahwa Islam adalah pendukung terbesar perdamaian dan Nabi Muhammad saw adalah kampium terbesar dalam perdamaian sepanjang masa, menyebarkan perdamian untuk seluruh umat manusia.
Ada dua sumber utama untuk memahami Islam. Yang pertama adalah Alquran yang merupakan kitab suci Islam, wahyu lisan dari Allah taala yang diberikan kepada NabiMuhammad saw. Ini telah digambarkan sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia (Q.S. 2:186). Alquran juga telah digambarkan sebagai “rahmah” (Q.S16:90 yang berarti rahmat.
Dan yang kedua adalah contoh mulia dari pendiri suci Islam Nabi Muhammad saw. Dia adalah perwujudan perdamaian dan dinyatakan sebagai personifikasi rahmat bagi seluruh umat manusia (Q.S 21:108). Sayangnya pada kedua sumber tersebut, Alquran dan Nabi Muhammad saw orang tidak benar-benar mengerti apa yang mereka maksud.
Sebagai contoh belum lama ini, Anggota parlemen di Belanda membuat pernyataan bahwa menurut pemahamannya (tentunya ini salah) setengah dari Alquran harus dibuang ke laut. Mengapa? Dia mengatakan: “Saya percaya bahwa Alquran mengajarkan perang dan kebencian, pertumpahan darah serta terorisme.” Apakah ada tuduhan yang lebih besar yang dikaitkan pada Alquran yang merupakan perwujudan dari ajaran-ajaran damai? Padahal kenyataannya Alquran tidak lain mengajarkan perdamaian, harmoni dan menghormati hidup berdampingan antar umat manusia.
Hari ini saya ingin menyajikan beberapa pernyataan dari Alquran untuk mendukung bahwa Alquran sebenarnya adalah pesan perdamaian, jauh dari pesan kebencian, kekerasan dan pertumpahan darah.
Pertama-tama, Alquran telah mengatakan: Tidak ada paksaan dalam urusan agama.” (Q.S 2:257) Ini secara kategori menyatakan bahwa orang-orang dari seluruh dunia benar-benar bebas untuk memilih keyakinan mereka, mana saja yang mereka suka dan senang dalam untuk menjalankannya. Dan dan tak seorangpun di bumi ini yang dapat dengan cara apapun memaksa orang lain menerima Agama Islam. Alquran menyatakan bahwa kebebasaan berkeyakinan adalah hak dasar dari semua manusia. Mereka bisa percaya pada agama apapun yang mereka suka dan mereka dapat menjadi pengikut setiap keyakinan yang mereka pilih.
Alquran menyatakan:
“Inilah hak dari Tuhan-mu ; maka barangsiapa menghendaki, maka berimanlah, dan barangsiapa menghendaki, maka ingkarlah.” (Q.S 18:30)
Begitu tegasnya disebutkan bahwa Islam adalah manifestasi kebenaran: Orang yang ingin mempercayainya biarkan mereka percaya dan mereka yang tidak ingin percaya biarkan mereka menyangkalnya. Tdiak ada paksaan dalam berkeyakinan.Orang-orang diberi pilihan bebas, jadi Islam tidak memiliki intrumen pemaksaan atau paksaan untuk mengubah setiap orang agar beriman ke dalam pangkuan islam.
Hukuman Murtad dari Islam
Kemudian muncul pertanyaan bahwa jika seorang muslim ingin meninggalkan Islam apa yang akan terjadi padanya? Ada sebuah kepercayaan keliru yang dihubungkan dengan Alquran, beberapa orang yang sayangnya termasuk orang Islam sendiri, mempunyai pemikiran bahwa Aqluran mengatakan bahwa orang semacam itu harus dipenggal. Kenyataannya justru kebalikan dari itu. Alquran dimanapunj tidak pernah menyebutkan bahwa hukuman murtad adalah membunuh orang yang bersangkutan. Alquran menyatakan:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kemudian ingkar, kemudian beriman lagi, kemudian ingkar lagi, kemudian kian bertambah dalam kekufuran, sekali-kali Allah swt. tidak akan mengampuni mereka dan tidak pula akan menunjukkan jalan lurus  kepada mereka.
(Q.S. 4:138)
Orang bisa membayangkan bahwa jika hukuman murtad adalah dengan pembunuhan, maka apakah memungkinkan bagi seseorang yang murtad, kembali ke pangkuan Islam untuk kedua kalinya? Jika hukumannya adalah kematian  – seperti yang mereka katakan – maka tidak ada kemungkinan bagi seseorang kembali kepada Islam. Namun Alquran jelas menyatakan bahwa adalah sangat mungkin bahwa seorang Muslim yang meninggalkan agamanya untuk beberapa alasan bisa kembali pada keyakinannya jika ia menginginkannya. Pilihan dan opsi selalu ada disini. Tidak ada hukuman disebabkan kemurtadan maupun unsur paksaan untuk memaksa seseorang dengan cara apapun untuk menerima Islam dan kemudian tetap menjadi Islam sampai akhir hayat.
Menurut Islam, agama adalah permasalahan pilihan. Jika seseorang senang dengan kebenaran islam dan mereka puas, tentu saja mereka sangat dipersilahkan dan bergabung dengan Islam. Tetapi jika mereka memutuskan untuk tidak melakukannya, maka tidak ada paksaan dan bahkan jika setelah masuk Islam kemudian mereka ingin pergi, maka merekapun bisa pergi. Allah taala akan melihat hal ini dalam kehidupan yang akan datang tetapi tak seorangpun memiliki kewenangan untuk mengeluarkan hukuman bagi yang murtad.


 Saya mulai ikut kegiatan hubungan antar agama sejak tahun 85 ketika saya bertugas di Ketapang Kalimantan Barat. Tahun 88 saya bertugas di Cirebon Jawa Barat dan kegiatan tersebut terus berlanjut sampai sekarang. Di Cirebon ada forum lintas iman yang diadakan oleh para tokoh agama dinamai Forum Sabtuan. Dinamai Forum Sabtuan karena forum ini bertemu di setiap hari Sabtu.Forum ini sebagai wadah komunikasi antar umat beragama sehingga terwujud toleransi, saling menghormati dan kerjasama. Kegiatan forum mengadakan dialog antar iman dan kegiatan sosial. Semula forum ini agak kaku tetapi lama kelamaan tumbuh persahabatan yang nyaman. Kami tidak mempertentangkan ajaran. Dialog kami lebih tertuju pada kerukunan dan kerjasama. Forum ini sekarang diminta mengisi siaran di RRI Cirebon satu bulan dua kali yaitu Jumat I dan Jumat III. Tema yang dibicarakan misalnya: manfaat silaturahmi, hidup saling menghormati dsb.
Dalam Gereja Katolik ada komisi Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan yang disingkat HAK. Komisi ini sesuai dengan namanya bertugas mengadakan dialog dan kerjasama dengan agama dan kepercayaan lain. Komisi ini ada dari tingkat Paus sampai Paroki. Gereja mengakui bahwa keselamatan dari Allah ditawarkan kepada seluruh manusia, tidak hanya kepada orang Katolik. Gereja menghormati siapapun tanpa membedakan agama.
Dalam pertemuan saya bersama para Kiai, Pendeta, Pastor, dan tokoh agama lain. Lewat pertemuan ini saya menemukan persahabatan dan pencerahan. Suasana pertemuan sangat menyenangkan. Adapun beberapa pencerahan yang saya peroleh adalah:
Pertama, Tuhan itu satu untuk semua orang. Semua orang berasal dari Tuhan yang satu dan sama dan akan kembali kepada Tuhan yang satu dan sama juga.
Kedua, Di hadapan Tuhan kita itu setara. Semua dicintai Tuhan, juga kepada orang berdosa. Tuhan tidak membedakan siapapun.
Ketiga, Agama sebagai jalan menuju Tuhan. Mungkin jalannya berbeda tapi tujuannya sama yaitu Tuhan.
Keempat, Agama itu tuntunan ke arah kebaikan. Jadi agama hanya bisa untuk berbuat baik. Jika kita melakukan keburukan atas nama agama, itu bertentangan dengan agama.
Kelima, dalam menghayati dan mengamalkan agama kita perlu rendah hati dan toleransi. Semakin seseorang beriman, semakin ia menyadari bahwa ia adalah pendosa yang dicintai Tuhan.
Inilah pencerahan yang saya timba dari para Kiai, para pendeta dan teman-teman dari agama lain. Semoga berguna.

Referensi // google.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar